KESERIUSAN Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam hal pemerataan pembangunan infrastruktur kini dipertanyakan. Pasalnya sudah puluhan tahun masyarakat di Dusun Muara Kubu Desa Kabong Kecamatan Kubu hanya menggunakan jalan Gertak (jalan yang terbuat dari kayu).
Anggota DPRD Kubu Raya, Mustafa MS mengaku sangat prihatin melihat kondisi jalan tersebut. Karena sampai saat ini, jalannya belum tersentuh pembangunan. “Di Muara Kubu itu penduduknya mencapai 150 kepala keluarga yang mayoritas kerjanya adalah nelayan dan petani tentunya jalan yang baik sangat dibutuhkan,” katanya, Senin (21/5).
Dia mengklaim pihaknya telah berupaya memperjuangkan pembangunan jalan di Dusun Muara Kubu melalui APBD tahun 2013. Dari upaya tersebut anggaran yang diakomodir hanya Rp50 juta. “Dari kunjungan kami di sana, masyarakat sangat berharap Pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif dapat kembali menganggarkan pembangunan jalan di APBD 2014 mendatang,” ucapnya.
Dia menjelaskan, jalan gertak yang terbuat dari kayu belian yang selama puluhan tahun digunakan masyarakat setempat telah diukur oleh konsultan. Tercatat panjang jalan mencapai 420 meter. Sehingga, sudah dapat dipastikan alokasi anggaran yang telah ada tersebut tidak akan mencukupi untuk memperbaiki jalan tersebut.
Mustafa menegaskan, seharunya pemerintah kabupaten dapat memperhatikan kondisi infrastruktur, seperti daerah-daerah yang letaknya dekat dengan perbatasan kabupaten dan kota lainnya. Seperti pada Dusun Muara Kubu yang mana seperti diketahui merupakan gerbang pintu masuk Kabupaten Kubu Raya jika dari Kabupaten Kayong Utara dan Ketapang melalui jalur laut dan sungai.
Lanjut anggota Fraksi Golkar ini, jika dilihat dari pembangunanya terkesan masyarakat yang mata pencahariannya adalah nelayan terkesan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Jalan gertak itu mereka buat dengan bergotong royong membangun seadanya untuk dapat dilewati anak-anak, menuju ke sekolah yang ada di belakang dusun dan untuk akses mereka ke masjid yang berada di ujung jalan,” tuturnya.
Dengan mata pencaharian nelayan dan petani, Mustafa menambahkan tentu masyarakatnya membutuhkan infrastruktur jalan yang memadai sebagai akses utama mencari nafkah. Dengan kondisi jalan yang buruk, tentu akan mempersulit gerak mereka. “Jika kondisi cuaca tidak bersahabat, masyarakat di sana menghabiskan waktu untuk memperbaiki jalan dan berlandang saja. Kondisi ini harus benar-benar menjadi perhatian Pemkab,” harapnya. (adg)
.
Sumber : Pontianak Post, 23 Mei 2013. Halaman 18
Anggota DPRD Kubu Raya, Mustafa MS mengaku sangat prihatin melihat kondisi jalan tersebut. Karena sampai saat ini, jalannya belum tersentuh pembangunan. “Di Muara Kubu itu penduduknya mencapai 150 kepala keluarga yang mayoritas kerjanya adalah nelayan dan petani tentunya jalan yang baik sangat dibutuhkan,” katanya, Senin (21/5).
Dia mengklaim pihaknya telah berupaya memperjuangkan pembangunan jalan di Dusun Muara Kubu melalui APBD tahun 2013. Dari upaya tersebut anggaran yang diakomodir hanya Rp50 juta. “Dari kunjungan kami di sana, masyarakat sangat berharap Pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif dapat kembali menganggarkan pembangunan jalan di APBD 2014 mendatang,” ucapnya.
Dia menjelaskan, jalan gertak yang terbuat dari kayu belian yang selama puluhan tahun digunakan masyarakat setempat telah diukur oleh konsultan. Tercatat panjang jalan mencapai 420 meter. Sehingga, sudah dapat dipastikan alokasi anggaran yang telah ada tersebut tidak akan mencukupi untuk memperbaiki jalan tersebut.
Mustafa menegaskan, seharunya pemerintah kabupaten dapat memperhatikan kondisi infrastruktur, seperti daerah-daerah yang letaknya dekat dengan perbatasan kabupaten dan kota lainnya. Seperti pada Dusun Muara Kubu yang mana seperti diketahui merupakan gerbang pintu masuk Kabupaten Kubu Raya jika dari Kabupaten Kayong Utara dan Ketapang melalui jalur laut dan sungai.
Lanjut anggota Fraksi Golkar ini, jika dilihat dari pembangunanya terkesan masyarakat yang mata pencahariannya adalah nelayan terkesan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Jalan gertak itu mereka buat dengan bergotong royong membangun seadanya untuk dapat dilewati anak-anak, menuju ke sekolah yang ada di belakang dusun dan untuk akses mereka ke masjid yang berada di ujung jalan,” tuturnya.
Dengan mata pencaharian nelayan dan petani, Mustafa menambahkan tentu masyarakatnya membutuhkan infrastruktur jalan yang memadai sebagai akses utama mencari nafkah. Dengan kondisi jalan yang buruk, tentu akan mempersulit gerak mereka. “Jika kondisi cuaca tidak bersahabat, masyarakat di sana menghabiskan waktu untuk memperbaiki jalan dan berlandang saja. Kondisi ini harus benar-benar menjadi perhatian Pemkab,” harapnya. (adg)
.
Sumber : Pontianak Post, 23 Mei 2013. Halaman 18
No comments:
Post a Comment