SUNGAI RAYA-Menjelang pelaksanaan ujian akhir nasional (UAN) pada 15 April mendatang, Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya mengimbau kepada peserta untuk tidak percaya dengan kunci jawaban asli tapi palsu (aspal) yang beredar.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya, Anuardi mengatakan peserta UAN jangan sekali-kali percaya dengan kunci jawaban yang biasanya beredar menjelang pelaksanaan UAN. Karena seperti yang diketahui bahwa soal ujian langsung dicetak dan dibuat panitia nasional dan menggunakan sistem bercode.
Sistem bercode yang dimaksud, lanjut dia peserta akan mendapatkan satu set soal dan lembar jawaban. Baik soal maupun lembar jawaban itu akan memiliki kode barcode yang sama. Sehingga kemungkinan tertukar untuk soal dan lembar jawaban itu sangat kecil. Pasalnya, antara soal dan lembar jawaban sudah disusun. “Pada dasarnya, sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kecurangan dan kebocoran dalam pelaksanaan UAN April mendatang,” katanya, Senin (18/3).
Pengkodean tersebut, dia menjelaskan pada dasarnya bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kecurangan dan penipuan pada saat pelaksanaan UAN yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Seperti bocoran soal UAN yang diperjualbelikan untuk mengambil keuntungan.
“Padahal kenyataannya kunci jawaban yang dijual adalah palsu karena siswa tidak percaya dengan kemampuan dirinya akhirnya memilih untuk membeli. Tapi dengan sistem ini dipastikan bocoran kunci jawaban itu tidak akan ada lagi,” ucapnya.
Dia meminta peserta UAN lebih percaya dengan kemampuannya sendiri ketimbang dengan kunci jawaban palsu. Karena seperti yang diketahui untuk sebelum UAN dilaksanakan peserta telah dibekali dengan pelajaran tambahan dan percobaan ujian, seperti try out baik yang dilakukan langsung oleh pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan. “Harapan kita dua tiga minggu menjelang UAN ini peserta benar-benar mempersipakan diri, sehingga tidak mudah percaya dengan kunci jawaban aspal itu,” tuturnya.
Sementera itu, terkait antisipasi kecurangan yang dilakukan pihak sekolah atau oknum guru, dia menegaskan pihaknya menjamin akan melakukan pengawasan, mulai dari tingkat kabupaten pendistribusian soal hingga ke rayon hingga pelaksanaannya. Dimana pendistribusian soal nantinya akan mendapatkan pengawalan dari pihak kepolisian dan pengawasan akan menggunakan sistem silang.
Jika pada saat pelaksanaan nanti, dia menambahkan ditemukan ada oknum guru yang mencoba memberikan bocoran jawaban kepada siswa, maka pihaknya tidak akan segan-segan untuk mengambil tindakan. “Jika memang ada oknum guru yang berani coba-coba membantu siswanya, maka akan kita laporkan kepada pihak kepolisian. Tapi Alhamdulillah sejauh ini saya belum pernah menemukan tindakan itu,” tegasnya. (adg)
Sumber : Pontianak Post
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya, Anuardi mengatakan peserta UAN jangan sekali-kali percaya dengan kunci jawaban yang biasanya beredar menjelang pelaksanaan UAN. Karena seperti yang diketahui bahwa soal ujian langsung dicetak dan dibuat panitia nasional dan menggunakan sistem bercode.
Sistem bercode yang dimaksud, lanjut dia peserta akan mendapatkan satu set soal dan lembar jawaban. Baik soal maupun lembar jawaban itu akan memiliki kode barcode yang sama. Sehingga kemungkinan tertukar untuk soal dan lembar jawaban itu sangat kecil. Pasalnya, antara soal dan lembar jawaban sudah disusun. “Pada dasarnya, sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kecurangan dan kebocoran dalam pelaksanaan UAN April mendatang,” katanya, Senin (18/3).
Pengkodean tersebut, dia menjelaskan pada dasarnya bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kecurangan dan penipuan pada saat pelaksanaan UAN yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Seperti bocoran soal UAN yang diperjualbelikan untuk mengambil keuntungan.
“Padahal kenyataannya kunci jawaban yang dijual adalah palsu karena siswa tidak percaya dengan kemampuan dirinya akhirnya memilih untuk membeli. Tapi dengan sistem ini dipastikan bocoran kunci jawaban itu tidak akan ada lagi,” ucapnya.
Dia meminta peserta UAN lebih percaya dengan kemampuannya sendiri ketimbang dengan kunci jawaban palsu. Karena seperti yang diketahui untuk sebelum UAN dilaksanakan peserta telah dibekali dengan pelajaran tambahan dan percobaan ujian, seperti try out baik yang dilakukan langsung oleh pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan. “Harapan kita dua tiga minggu menjelang UAN ini peserta benar-benar mempersipakan diri, sehingga tidak mudah percaya dengan kunci jawaban aspal itu,” tuturnya.
Sementera itu, terkait antisipasi kecurangan yang dilakukan pihak sekolah atau oknum guru, dia menegaskan pihaknya menjamin akan melakukan pengawasan, mulai dari tingkat kabupaten pendistribusian soal hingga ke rayon hingga pelaksanaannya. Dimana pendistribusian soal nantinya akan mendapatkan pengawalan dari pihak kepolisian dan pengawasan akan menggunakan sistem silang.
Jika pada saat pelaksanaan nanti, dia menambahkan ditemukan ada oknum guru yang mencoba memberikan bocoran jawaban kepada siswa, maka pihaknya tidak akan segan-segan untuk mengambil tindakan. “Jika memang ada oknum guru yang berani coba-coba membantu siswanya, maka akan kita laporkan kepada pihak kepolisian. Tapi Alhamdulillah sejauh ini saya belum pernah menemukan tindakan itu,” tegasnya. (adg)
Sumber : Pontianak Post
pertamax :)
ReplyDeleteditunggu ya folbacknya..
dulu waktu masa2 UAN ku, memang kunci jawaban ada yg benar. Tapi kebanyakan salahnya. kawan ku bahasa Indonesia sampai2 cuma bener 2. Alhasil paket B
ReplyDelete[ Gabung yuk ke Direktori Backlink Gratis Berkualitas No.1 Indonesia ]