SUNGAI RAYA—Dinas Kelautan dan Perikanan Kubu Raya telah menetapkan tiga desa sebagai kawasan minapolitan. Tiga desa itu yakni Desa Kubu di Kecamatan Kubu, Desa Padang Tikar I di Kecamatan Batu Ampar dan Desa Sungai Kakap di Kecamatan Sungai Kakap.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kubu Raya, Hefni Rizal menuturkan konsep kawasan minapolitan ini yakni kawasan terpadu yang terintegrasi dengan perikanan. "Sehingga nantinya ketiga desa ini akan menjadi percontohan untuk konsep terpadu yang terintegrasi dengan konsep perikanan. Dimana didalamnya terdapat perikanan tangkap, perikanan budidaya serta P2HP," katanya disela raker bersama Komisi B DPRD Kubu Raya.
Menurut dia sebelumnya dari pihak Provinsi Kalbar mengarahkan Desa Sui Rengas ditetapkan sebagai kawasan minapolitan ini. Namun pihaknya mengusulkan kembali untuk tiga desa yang telah disebutkan di atas. Alasan bukannya Sui Rengas lantaran desa tersebut masuk desa pemukiman yang letaknya dekat pinggiran perkotaan.
Untuk mendukung konsep kawasan minapolitan tersebut, telah ada sedikitnya 1.000 kelompok nelayan yang telah terbentuk dan terdaftar untuk mengembangkan budidaya perikanan. "Sayangnya, dari jumlah kelompok sebanyak itu, hingga saat ini hanya sekitar 30 - 40 persen saja yang boleh dikatakan masih aktif," ungkap Hefni.
Sementara sisanya putus di tengah jalan dan tidak berkembang. Salah satu faktor penyebabnya adalah keterbatasan PPL (Petugas Penyuluh Perikanan) Perikanan yang ada di Kubu Raya. Akibatnya, sebaran program perikanan pun mandek di tengah jalan. Padahal, potensi perikanan Kubu Raya boleh dikatakan memiliki peluang yang cukup menjanjikan. Apalagi untuk pemasarannya tidak mengkhawatirkan dan harga jual cukup bersaing di pasaran.
Dia mencontohkan ikan nila yang menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan, bahwa Kubu Raya merupakan pemasok terbesar bagi kebutuhan pangsa pasar Kalbar. Bahkan, distribusinya tidak hanya di sekitar Kubu Raya maupun Kota Pontianak melainkan hingga sampai ke wilayah timur Kalbar seperti Sanggau hingga kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia. (den)
Sumber : Pontianak Post
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kubu Raya, Hefni Rizal menuturkan konsep kawasan minapolitan ini yakni kawasan terpadu yang terintegrasi dengan perikanan. "Sehingga nantinya ketiga desa ini akan menjadi percontohan untuk konsep terpadu yang terintegrasi dengan konsep perikanan. Dimana didalamnya terdapat perikanan tangkap, perikanan budidaya serta P2HP," katanya disela raker bersama Komisi B DPRD Kubu Raya.
Menurut dia sebelumnya dari pihak Provinsi Kalbar mengarahkan Desa Sui Rengas ditetapkan sebagai kawasan minapolitan ini. Namun pihaknya mengusulkan kembali untuk tiga desa yang telah disebutkan di atas. Alasan bukannya Sui Rengas lantaran desa tersebut masuk desa pemukiman yang letaknya dekat pinggiran perkotaan.
Untuk mendukung konsep kawasan minapolitan tersebut, telah ada sedikitnya 1.000 kelompok nelayan yang telah terbentuk dan terdaftar untuk mengembangkan budidaya perikanan. "Sayangnya, dari jumlah kelompok sebanyak itu, hingga saat ini hanya sekitar 30 - 40 persen saja yang boleh dikatakan masih aktif," ungkap Hefni.
Sementara sisanya putus di tengah jalan dan tidak berkembang. Salah satu faktor penyebabnya adalah keterbatasan PPL (Petugas Penyuluh Perikanan) Perikanan yang ada di Kubu Raya. Akibatnya, sebaran program perikanan pun mandek di tengah jalan. Padahal, potensi perikanan Kubu Raya boleh dikatakan memiliki peluang yang cukup menjanjikan. Apalagi untuk pemasarannya tidak mengkhawatirkan dan harga jual cukup bersaing di pasaran.
Dia mencontohkan ikan nila yang menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan, bahwa Kubu Raya merupakan pemasok terbesar bagi kebutuhan pangsa pasar Kalbar. Bahkan, distribusinya tidak hanya di sekitar Kubu Raya maupun Kota Pontianak melainkan hingga sampai ke wilayah timur Kalbar seperti Sanggau hingga kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia. (den)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment