SUNGAI RAYA—Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Supadio Pontianak memantau pergerakan titik api di Kabupaten Kubu Raya. Tercatat awal Agustus baru ditemukan satu titik api. “Tetapi buat keseluruhan setidaknya ada 49 titik api di Kalimantan Barat.
Titik api terbanyak berada di Kabupaten Kapuas Hulu. Ada 11 titik api,” kata Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Supriandi, kemarin. Menurut dia awal mula adanya titik api terjadi sejak 26 Juli 2012. Namun intensitasnya tidak terlalu banyak. Sebaran terjadi di beberapa kabupaten/kota di Kalbar. Itupun akibat belum turunnya hujan beberapa hari dan titik api mulai muncul. Kemudian beberapa hari belakangan juga muncul kabup asap.
Supriandi menjelaskan kabut asap beberapa hari belakangan belum terlalu pekat. Bahkan, jarak pandang juga belum terlalu mengganggu. Pasalnya, warga yang mempergunakan kendaraan bermotor juga belum terganggu. “Jarak pandang hanya sekitar 5 kilometer. Itupun masih terbilang normal. Kabut asap yang terjadi juga bukan kiriman dari provinsi lain, melainkan murni asal Kalbar. Banyaknya titip api yang terjadi jumlahnya setiap waktu selalu berubah," katanya.
Walaupun jarak pandang masih dalam kategori normal, lanjutnya, sebelum itu jarak pandang masyarakat sempat turun sampai 1 km jauhnya. Jarak pandang tersebut jelas menggangu pengendara sepeda motor. Pasalnya kabut-kabut asap tersebut justru bisa membuat mata perih.
Lebih jauh dikatakan, ia tidak bisa memastikan kalau jumlah titip hotspot yang terjadi berasal dari kebakaran hutan atau peristiwa pembakaran lahan. "Khan kami hanya memantau hawa panas dan titik api. Kita juga tidak bisa pastikan penyebabnya dari kebakaran lahan. Bisa jadi dari perusahaan, pabrik atau batu bara,” kata dia. ”Saya pikir kewenangan dinas teknislah untuk bisa mengetahui penyebab titik api,” timpalnya.
Pada kesempatan tersebut BMKG Stasiun Supadio Pontianak mengimbau kepada para pemilik kendaraan roda dua (sepeda motor) supaya mengenakan masker saat berkendaraan. Ini karena kabut asap mulai menyelimuti wilayah Kota Pontianak dan Kubu Raya dalam beberapa hari terakhir. " Gunakan masker jika ingin menggunakan motor. Sebab kabut asap yang terjadi dikhawatirkan mengganggu sistem pernapasan warga ketika berkendara,” ucapnya.
Sementara pemandangan di Kota Pontianak dan Kubu Raya serta sekitar mulai menunjukan gejala kabut tebal. Pemandangan tidak mengenakan mulai muncul sekitar sore hari sehjak pukul 17.00 Wib hingga selesai. ”Iya kabut mulai muncul. Jangankan berada diluar, dalam rumahpun saja ada kabut tebal," kata Robby(37) warga Sungai Raya Dalam ini.
Katanya kabut asap tebal tersebut kadang memunculkan bau tidak mengenakan. Biasanya asap bercampur dengan bahan pembakaran sampah. Apalagi tebalnya kabut asap membuatnya tidak bisa beraktivitas dengan baik. “Di siang hari panas sekali sedangkan kalau malam hari kelihatan jelas kabut yang terjadi. Sehingga kami tidak berani keluar rumah kalau tidak memakai masker," katanya. (den)
Sumber : Pontianak Post
Titik api terbanyak berada di Kabupaten Kapuas Hulu. Ada 11 titik api,” kata Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Supriandi, kemarin. Menurut dia awal mula adanya titik api terjadi sejak 26 Juli 2012. Namun intensitasnya tidak terlalu banyak. Sebaran terjadi di beberapa kabupaten/kota di Kalbar. Itupun akibat belum turunnya hujan beberapa hari dan titik api mulai muncul. Kemudian beberapa hari belakangan juga muncul kabup asap.
Supriandi menjelaskan kabut asap beberapa hari belakangan belum terlalu pekat. Bahkan, jarak pandang juga belum terlalu mengganggu. Pasalnya, warga yang mempergunakan kendaraan bermotor juga belum terganggu. “Jarak pandang hanya sekitar 5 kilometer. Itupun masih terbilang normal. Kabut asap yang terjadi juga bukan kiriman dari provinsi lain, melainkan murni asal Kalbar. Banyaknya titip api yang terjadi jumlahnya setiap waktu selalu berubah," katanya.
Walaupun jarak pandang masih dalam kategori normal, lanjutnya, sebelum itu jarak pandang masyarakat sempat turun sampai 1 km jauhnya. Jarak pandang tersebut jelas menggangu pengendara sepeda motor. Pasalnya kabut-kabut asap tersebut justru bisa membuat mata perih.
Lebih jauh dikatakan, ia tidak bisa memastikan kalau jumlah titip hotspot yang terjadi berasal dari kebakaran hutan atau peristiwa pembakaran lahan. "Khan kami hanya memantau hawa panas dan titik api. Kita juga tidak bisa pastikan penyebabnya dari kebakaran lahan. Bisa jadi dari perusahaan, pabrik atau batu bara,” kata dia. ”Saya pikir kewenangan dinas teknislah untuk bisa mengetahui penyebab titik api,” timpalnya.
Pada kesempatan tersebut BMKG Stasiun Supadio Pontianak mengimbau kepada para pemilik kendaraan roda dua (sepeda motor) supaya mengenakan masker saat berkendaraan. Ini karena kabut asap mulai menyelimuti wilayah Kota Pontianak dan Kubu Raya dalam beberapa hari terakhir. " Gunakan masker jika ingin menggunakan motor. Sebab kabut asap yang terjadi dikhawatirkan mengganggu sistem pernapasan warga ketika berkendara,” ucapnya.
Sementara pemandangan di Kota Pontianak dan Kubu Raya serta sekitar mulai menunjukan gejala kabut tebal. Pemandangan tidak mengenakan mulai muncul sekitar sore hari sehjak pukul 17.00 Wib hingga selesai. ”Iya kabut mulai muncul. Jangankan berada diluar, dalam rumahpun saja ada kabut tebal," kata Robby(37) warga Sungai Raya Dalam ini.
Katanya kabut asap tebal tersebut kadang memunculkan bau tidak mengenakan. Biasanya asap bercampur dengan bahan pembakaran sampah. Apalagi tebalnya kabut asap membuatnya tidak bisa beraktivitas dengan baik. “Di siang hari panas sekali sedangkan kalau malam hari kelihatan jelas kabut yang terjadi. Sehingga kami tidak berani keluar rumah kalau tidak memakai masker," katanya. (den)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment