Jumadi. Foto Denny H/Ptk Post |
KEPALA Sekolah SMAN 1 Sungai Raya, Jumadi berjanji jabatan yang dipegangnya sebagai pemimpin salah satu sekolah favorit di kabupaten terbungsu di Kalbar ini, tidak akan membuatnya terbuai dan berleha-leha. ”Saya siap dikritik demi perbaikan pendidikan,” kata dia ketika mendatangi gedung Graha Pena Pontianak Post, Selasa (10/7) sore.
Kedatangan kepsek yang pernah bertugas di Kecamatan Sungai Ambawang dan Toho ini sekaligus ingin berkenalan dengan kru Pontianak Post. Apalagi sehari sebelumnya “meledak” pemberitaan mengenai PSB karena ada dana sumbangan Peningkatan Mutu Siswa (PMS) sebesar Rp1 juta termasuk dana pakaian batik sebesar Rp135.000 per lembar.
“Untuk sumbangan PMS merupakan hasil kesepakatan bersama antara orang tua murid dan komite sekolah. Dana ini peruntukannya juga terarah dan dapat dipertanggung jawabkan. Dana itu langsung masuk ke bendahara. Nanti juga akan ada bon pengeluarannya buat apa,” kata dia.
Kedatangan kepsek yang pernah bertugas di Kecamatan Sungai Ambawang dan Toho ini sekaligus ingin berkenalan dengan kru Pontianak Post. Apalagi sehari sebelumnya “meledak” pemberitaan mengenai PSB karena ada dana sumbangan Peningkatan Mutu Siswa (PMS) sebesar Rp1 juta termasuk dana pakaian batik sebesar Rp135.000 per lembar.
“Untuk sumbangan PMS merupakan hasil kesepakatan bersama antara orang tua murid dan komite sekolah. Dana ini peruntukannya juga terarah dan dapat dipertanggung jawabkan. Dana itu langsung masuk ke bendahara. Nanti juga akan ada bon pengeluarannya buat apa,” kata dia.
Misalnya, kata Jumadi, di SMAN 1 sekarang terdapat 1.100 pelajar. Selama ini hanya punya satu lab komputer. Jelas ini tidak memberikan pelayanan kepada anak didik secara maksimal. Ruangan kelas juga tidak ada kabel dan lampu penerangan. Belum lagi pelajaran listening harus mempergunakan towa semacam alat pengeras suara. ”Jelas ini memprihatinkan. Makanya kami ingin peralatannya, termasuk sound sistem standar,” ujarnya.
Kalau dana mencukupi, lanjutnya, sekolah juga berencana membangun pagar dan parkir. Itu karena kondisi dua item tersebut juga memprihatinkan di SMAN 1 Sungai Raya sekarang ini. Sejak beberapa waktu lalu, pagar dan parkir sudah dalam kondisi rusak.
Sementara untuk pendanaan perbaikannya, jelas sekolah tidak punya. Disamping itu, ia juga ingin menjelaskan seragam batik seharga Rp135.000 per siswa. Pakaian tersebut bukan hanya baju batik tetapi juga dilengkapi dengan bawahan celana hitamnya. ”Itu patokannya harga standar zaman tahun lalu. Begitu pula buat pakaian dan seragam olahraga,” ujarnya.
Jumadi yang baru duduk sebagai Kepsek SMAN 1 Sungai Raya empat bulanan ini berjanji membuat perubahan total. Sebelumnya selama tiga tahun berturut managemen SMAN 1 menerima murid baru mencapai 400 lebih. Sementara ruangan kelas tidak mencukupi.
Tidak heran, sambungnya, ruang wakil kepsek, laboratorium, BP hingga ruang hall pertemuan harus dipakai sebagai tempat belajar mengajar. ”Makanya tahun ini saya perpendek penerimaan siswa jalur rangking, bina lingkungan dan prestasi-budaya cuma 201 siswa. Tidak ada penambahan seandainya nanti ada siswa mundur,” kata Jumadi.
Untuk uang pendaftaran PSB juga hanya dikenakan Rp1.570.000,00. Uang itu untuk pendaftaran siswa jalur urutan UN termasuk jalur bina lingkungan dan prestasi. Ia berjanji tidak membedakan biaya, karena bisa memunculkan kecemburuan sosial.
Dari segi prestasi, SMAN 1 di tahun 2012 berhasil meluluskan dua pelajarnya ke Fakultas Kedokteran. Ada juga satu siswa bernama Ayu di kelas 12 mewakili Kalbar di Paskibra tingkat nasional. Di kelas olahraga satu murid bernama Tommy pelakar kelas 12 mengikuti kejuraan loncat indah (atletik). “Ada juga atlet balap sepeda kita berprestasi ke Yogyakarta,” tutur dia.(den)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment