Foto Denny/Pontianak Post |
RAWAN TERBAKAR : Lahan di Kabupaten Kubu Raya dikenal sebagai lahan gambut dan mudah terbakar. Para aparatur kecamatan dan desa kerap meminta masyarakat petani supaya tidak melakukan pembakaran lahan. Foto Denny/Pontianak Post
SUNGAI RAYA—Para aparatur pejabat tingkat kecamatan dan desa sepakat untuk terus mengingatkan warga Kubu Raya supaya tidak membuka lahan dengan cara membakar.
“Sebenarnya cara tersebut sudah lama ditinggalkan masyarakat petani. Pasalnya, selama ini kita juga selalu gencar melakukan sosialisasi. Akan tetapi kita tidak akan berhenti mengingatkan. Pasalnya musim pengering seperti begini dapat menilmbulkan bahaya,” ungkap Camat Rasau Jaya Miyo, Jumat (22/5).
Sumber : Pontianak Post
SUNGAI RAYA—Para aparatur pejabat tingkat kecamatan dan desa sepakat untuk terus mengingatkan warga Kubu Raya supaya tidak membuka lahan dengan cara membakar.
“Sebenarnya cara tersebut sudah lama ditinggalkan masyarakat petani. Pasalnya, selama ini kita juga selalu gencar melakukan sosialisasi. Akan tetapi kita tidak akan berhenti mengingatkan. Pasalnya musim pengering seperti begini dapat menilmbulkan bahaya,” ungkap Camat Rasau Jaya Miyo, Jumat (22/5).
Menurutnya memasuki Juni-Juli kedepannya, kemungkinan musim pengering atau panas akan berlangsung. Meskipun ada curah hujan namun biasanya intensitas curah hujan dibawah normal. Makanya warga terus diimbau supaya tidak membuka lahan dengan cara membakar. “Kita ingin mencegah kebakaran. Sebab, kondisi tanah kering api akan cepat menjalar,” katanya.
Ia menambahkan di daerah pemerintahannya, lahan garapan para petani jumlahnya tidak kecil. Bisa dibilang kecamatan Rasau Jaya salah satu daerah pertanian dan perkebunan. ”Makanya kita terus mengingatkan masyarakat supaya meninggalkan cara tradisional membuka lahan,” ucapnya. Selain mengimbau tidak membakar lahan, warga pun diminta menghemat penggunaan air. “Curah hujan rendah, otomatis jumlah air semakin berkurang,” ujarnya. “Kita membersihkan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. Parit atau got yang kering dapat dibersihkan,” timpalnya.
Meskipun memasuki musim panas, ia optimis peluang hujan akan tetap ada walaupun intensitasnya dibawah normal. “Kemarau bukan berarti tidak ada hujan. Meski musim kemarau, curah hujan dapat kembali normal. Ini pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Kepala Desa Rasau Jaya II, Lilik Suprapti juga tidak henti-hentinya mengingatkan supaya masyarakat membuka dengan cara tidak membakar.
”Meskipun di desa kami banyak petani. Tetapi mayoritas petani di sana sudah sangat ulung dan pintar dalam mengolah lahannya. Saya yakin, mereka juga tidak mau membuka lahan dengan membakar,” ujarnya.Effendi, Camat Kubu meminta masyarakat tidak menyalakan api sembarangan. "Saya minta kepada para petani tidak menyalakan api secara sembarangan, karena bisa menimbulkan kebakaran,” katanya.
Kata dia Kecamatan Kubu sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan, pertanian dan padi. Setiap tahun menjadi langganan munculnya titik api. Apalagi saat musim panas saat ini. "Masyarakat petani di Kubu dulunya terbiasa membuka lahan pertanian dengan membakar. Namun seiring gencarnya sosialisasi pemerintah, cara-cara tersebut sudah ditinggalkan,” ungkap dia
Diketahui, sejak beberapa tahun lalu pernah terjadi kebakaran di areal kebun. Itu selain disebabkan kegiatan pembukaan lahan masyarakat, kebakaran juga disebabkan terjadinya fenomena alam. Aparatur pemerintah juga kerap menemukan titik api, walaupun intensitas kebakarannya kecil dan terjaga.
Kepala Divisi Operasi Bandara Supadio Pontianak, Syarif Usmulyani mengatakan kini kondisi cuaca di Supadio sudah normal. Jarak pandang (visibility) pada pukul 06:00 Wib, sudah berada diatas 1-2 kilometer. Itu berarti sangat layak bagi penerbangan dimana jarak normalnya hanya 800 meter. “Tidak ada masalah. Jarak pandang sudah normal. Begitu juga embun (fog) tidak ada lagi. sehingga cuaca sudah tidak pekat lagi,” ucapnya. (den)
Ia menambahkan di daerah pemerintahannya, lahan garapan para petani jumlahnya tidak kecil. Bisa dibilang kecamatan Rasau Jaya salah satu daerah pertanian dan perkebunan. ”Makanya kita terus mengingatkan masyarakat supaya meninggalkan cara tradisional membuka lahan,” ucapnya. Selain mengimbau tidak membakar lahan, warga pun diminta menghemat penggunaan air. “Curah hujan rendah, otomatis jumlah air semakin berkurang,” ujarnya. “Kita membersihkan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. Parit atau got yang kering dapat dibersihkan,” timpalnya.
Meskipun memasuki musim panas, ia optimis peluang hujan akan tetap ada walaupun intensitasnya dibawah normal. “Kemarau bukan berarti tidak ada hujan. Meski musim kemarau, curah hujan dapat kembali normal. Ini pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Kepala Desa Rasau Jaya II, Lilik Suprapti juga tidak henti-hentinya mengingatkan supaya masyarakat membuka dengan cara tidak membakar.
”Meskipun di desa kami banyak petani. Tetapi mayoritas petani di sana sudah sangat ulung dan pintar dalam mengolah lahannya. Saya yakin, mereka juga tidak mau membuka lahan dengan membakar,” ujarnya.Effendi, Camat Kubu meminta masyarakat tidak menyalakan api sembarangan. "Saya minta kepada para petani tidak menyalakan api secara sembarangan, karena bisa menimbulkan kebakaran,” katanya.
Kata dia Kecamatan Kubu sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan, pertanian dan padi. Setiap tahun menjadi langganan munculnya titik api. Apalagi saat musim panas saat ini. "Masyarakat petani di Kubu dulunya terbiasa membuka lahan pertanian dengan membakar. Namun seiring gencarnya sosialisasi pemerintah, cara-cara tersebut sudah ditinggalkan,” ungkap dia
Diketahui, sejak beberapa tahun lalu pernah terjadi kebakaran di areal kebun. Itu selain disebabkan kegiatan pembukaan lahan masyarakat, kebakaran juga disebabkan terjadinya fenomena alam. Aparatur pemerintah juga kerap menemukan titik api, walaupun intensitas kebakarannya kecil dan terjaga.
Kepala Divisi Operasi Bandara Supadio Pontianak, Syarif Usmulyani mengatakan kini kondisi cuaca di Supadio sudah normal. Jarak pandang (visibility) pada pukul 06:00 Wib, sudah berada diatas 1-2 kilometer. Itu berarti sangat layak bagi penerbangan dimana jarak normalnya hanya 800 meter. “Tidak ada masalah. Jarak pandang sudah normal. Begitu juga embun (fog) tidak ada lagi. sehingga cuaca sudah tidak pekat lagi,” ucapnya. (den)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment