SUNGAI RAYA—Serangan penyakit hama wereng berwarna coklat menyerang tanaman pertanian padi di kawasan Jalan Arteri Supadio, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya. Akibatnya para petani harus merelakan 5-6 anggar sawah rusak berat dan tidak dapat dipanen. Adalah Subandi (56), petani di sekitar mengatakan keluhannya.
”Hama yang menyerang ini menyebabkan batang padi lapuk. Hama ini menyerang dari bawah batang padi hingga ke atas, padi pun tak bisa dipanen,” kata dia kepada wartawan. Menurutnya serangan hama yang disebutnya wereng coklat sudah berlangsung selama satu minggu terakhir. Serangan hama ini baru pertama kali, sejak ia menanam padi di kawasan arteri Supadio. ”Saya baru pertama kali mengalaminya. Kami, para petani menyebutnya serangan hama wereng coklat,” ungkap dia.
Ia mengatakan sudah berbagai upaya dilakukan termasuk menggunakan pembasmi hama. Akan tetapi hawa wereng ini tidak bisa dimusnahkan. Kendati begitu, kata Subandi, keluhan yang mereka alami sudah diajukan ke dinas teknis terkait. “Dari dinas sudah memberikan bantuan pembasmi hama. Namun tetap tidak bisa. Saya beli lagi pembasmi seharga Rp200 ribu, namun tetap saja tidak bisa,” katanya.
Kata dia tanaman yang terkena serangan hama akan layu dan sama sekali tidak bisa dipanen. Hama juga menyerang padi baru mulai berbuah. “Saat tanaman padi mulai keluar, hama ini langsung menyerang. Padi yang diserang seperti disiram air panas, layu dan berkapok," ungkap dia.
Subandi menambahkan dari 20 anggar sawah, sebanyak 5 anggar rusak diserang hama. Oleh karena itu, mereka harus jemawa dan berlapang dada menghadapi cobaan ini. “Mungkin ini cobaan tuhan. Biasanya hasil panen saya bisa sampai tiga-empat ton. Sebab, serangan hama ini berkurang banyak," ujarnya.
Sademan (67), warga Gang Genteng Sungai Raya juga menyampaikan keluhan serupa. Katanya areal sawah yang dikelolanya juga diserang hama wereng berwarna coklat. ”Ada 20 anggar yang saya kelola, 5 anggar ikut rusak akibat diserang hama. Kita berharap ada jalan keluarlah dari pemerintah," kata kakek 28 cucu ini.
Menurut dia hama ini lain dari biasanya. Meskiun sudah diberikan zat pembasmi, tetapi tetap saja tidak mempan. Hama ini tetap saja ada dan menyerang padi milik warga. “Kalau hama tikus atau keong mas, masih bisa dibasmi. Akan tetapi hama ini agak berat, berkali-kali dilakukan tetap tidak bisa dibasmi," ungkap dia.
Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan sangat mungkin penyebab munculnya hama ini karena Kubu Raya berdekatan dengan daerah perkotaan. Akan tetapi ia tetap menginstruksi dinas teknis terkait menangani permasalahan yang dihadapi para petani ini. “Pastinya para petani terkait akan menangani masalah ini dan tidak menyebar ke tanaman padi lainnya," tuturnya. (den)
Sumber : Pontianak Post
”Hama yang menyerang ini menyebabkan batang padi lapuk. Hama ini menyerang dari bawah batang padi hingga ke atas, padi pun tak bisa dipanen,” kata dia kepada wartawan. Menurutnya serangan hama yang disebutnya wereng coklat sudah berlangsung selama satu minggu terakhir. Serangan hama ini baru pertama kali, sejak ia menanam padi di kawasan arteri Supadio. ”Saya baru pertama kali mengalaminya. Kami, para petani menyebutnya serangan hama wereng coklat,” ungkap dia.
Ia mengatakan sudah berbagai upaya dilakukan termasuk menggunakan pembasmi hama. Akan tetapi hawa wereng ini tidak bisa dimusnahkan. Kendati begitu, kata Subandi, keluhan yang mereka alami sudah diajukan ke dinas teknis terkait. “Dari dinas sudah memberikan bantuan pembasmi hama. Namun tetap tidak bisa. Saya beli lagi pembasmi seharga Rp200 ribu, namun tetap saja tidak bisa,” katanya.
Kata dia tanaman yang terkena serangan hama akan layu dan sama sekali tidak bisa dipanen. Hama juga menyerang padi baru mulai berbuah. “Saat tanaman padi mulai keluar, hama ini langsung menyerang. Padi yang diserang seperti disiram air panas, layu dan berkapok," ungkap dia.
Subandi menambahkan dari 20 anggar sawah, sebanyak 5 anggar rusak diserang hama. Oleh karena itu, mereka harus jemawa dan berlapang dada menghadapi cobaan ini. “Mungkin ini cobaan tuhan. Biasanya hasil panen saya bisa sampai tiga-empat ton. Sebab, serangan hama ini berkurang banyak," ujarnya.
Sademan (67), warga Gang Genteng Sungai Raya juga menyampaikan keluhan serupa. Katanya areal sawah yang dikelolanya juga diserang hama wereng berwarna coklat. ”Ada 20 anggar yang saya kelola, 5 anggar ikut rusak akibat diserang hama. Kita berharap ada jalan keluarlah dari pemerintah," kata kakek 28 cucu ini.
Menurut dia hama ini lain dari biasanya. Meskiun sudah diberikan zat pembasmi, tetapi tetap saja tidak mempan. Hama ini tetap saja ada dan menyerang padi milik warga. “Kalau hama tikus atau keong mas, masih bisa dibasmi. Akan tetapi hama ini agak berat, berkali-kali dilakukan tetap tidak bisa dibasmi," ungkap dia.
Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan sangat mungkin penyebab munculnya hama ini karena Kubu Raya berdekatan dengan daerah perkotaan. Akan tetapi ia tetap menginstruksi dinas teknis terkait menangani permasalahan yang dihadapi para petani ini. “Pastinya para petani terkait akan menangani masalah ini dan tidak menyebar ke tanaman padi lainnya," tuturnya. (den)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment