SUNGAI RAYA—Setelah aksi masa sehari sebelumnya yang mengkritisi kebijakan Pemkab Kubu Raya (KKR), kini giliran pejabat tertinggi di birokrasi pemerintahan yaitu Sekretaris Daerah (Sekda) didatangi masa tandingan. Namun, kali ini jumlah masanya lebih besar dari sehari sebelumnya. Mereka yang memberi nama
dengan Gerakan Solidaritas Rakyat Kubu Raya menyuarakan tuntutan tandingan.
DEMO TANDINGAN: Sekda Kubu Raya di demo¦. . Massa menuntut Sekda mundur dari jabatannya. Deny/Pontianak Post |
Suharso dan Aguswandi yang merupakan koordinator lapangan mengklaim aksi ini muncul karena adanya persoalan beberapa kebijakan yang dianggap timpang, terutama yang dijalankan Sekda KKR. Misalnya, kebijakan jabatan di pemerintahan Kubu Raya ternyata berdampak ganda.
“Kami pertanyakan. Bupati berkeinginan seperti begini. Akan tetapi Sekda “menghambat”. Kami minta dengan hormat dan sangat, tolong gubenur Kalbar memproses permintaan pemberhentian,” kata Agus sapaan karibnya dengan nada berapi-api.
Agus menuturkan siapa pun sekda, bupati atau wakilnya semua kebijakannya harus berpengaruh ke masyarakat. Jangan sampai karena rakyat KKR justru menjadi korban. Sebab, perjuangan memekarkan KKR pada hakekatnya adalah untuk masyarakat.
Suharso, koordinator lapangan yang juga salah satu tim pemekaran KKR menambahkan kenapa sampai munculnnya gerakan ini karena ada beberapa kinerja sekda yang perlu dikritisi. Misalnya sekda dianggap kurang disiplin terkait soal perjalanan dinas. Tanda tangannya bukan ke Bupati tetapi kepada wakil. “Belum lagi soal urusan birokrasi juga kerap terlambat. Dampaknya sendiri dirasakan langsung oleh warga KKR,” ucapnya.
Dengan nada berbeda, Suharso meminta dan berharap dengan kerendahan hati seorang Sekda untuk mundur teratur. “Kami berharap Gubenur sebagai wakil pemerintah di pusat untuk memprosesnya,” tutur salah satu pengusaha KKR ini. Dalam aksinya massa disamping bernyanyi, juga meneriakan yel-yel dan membawa spanduk. Selain itu, massa juga menuntut para SKPD membubuhkan tanda tangan dan nama.
Karena tidak ada satupun pejabat yang berani, masa mengklaim SKPD pengecut dan cenderung bermuka dua. Aksi ini sendiri dikawal ketat aparat kepolisian Polresta Pontianak dan jajaran Polsek Sungai Raya.
Sekda yang langsung menemui massa dibawah kawalan kepolisian dan anggota Satpol PP Kubu Raya mengerti akan tuntutan massa. Ia berterima kasih sebelum pelaksanaan bulan suci ini ada yang mendatangi. ”Kalian semua adalah tamu saya. Makanya, saya juga harus terima dengan baik-baik,” katanya ditengah kerumunan massa.
Sekda mengatakan tuntutan permintaan mundur boleh saja disuarakan. Namun perlu diingat sebagai pejabat tertinggi di birokrat, ia juga melewati jabatannya dengan mekanisme berlaku. Ia diangkat sekda melalui sebuah kompetensi bukannya meminta jabatan. ”Saya mengikuti aturan dan saya tidak minta jabatan,” tuturnya. Hari ini (kemarin), dirinya bertemu pendemo karena, dirinya cinta dan sayang dengan warga. Pasalnya beberapa diantaranya, ada yang tidak tahu persoalan. “Ada yang harus diluruskan,” tutur dia.(den)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment