Foto Pontianak Post |
PONTIANAK – Sejumlah penerbangan dari dan menuju Bandara Supadio, Pontianak harus terhambat selama berjam-jam pada Minggu (27/11) kemarin. Bahkan pesawat Garuda 504 dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng yang sudah berada di udara membelokan tujuannya ke Palembang, Sumatera Selatan.
Penyebabnya adalah rusaknya landasan pacu Supadio.Ada sebuah lubang berdiameter sedalam 3 centimeter dengan diameter sebesar 2 x 3 meter. Kerusakan baru diketahui sekitar jam satu siang. Pihak bandara kemudian memutuskan untuk tidak mengambil resiko, dan menghentikan semua penerbangan sementara waktu, sembari menambal aspal yang terkelupas tersebut.
Penyebabnya adalah rusaknya landasan pacu Supadio.Ada sebuah lubang berdiameter sedalam 3 centimeter dengan diameter sebesar 2 x 3 meter. Kerusakan baru diketahui sekitar jam satu siang. Pihak bandara kemudian memutuskan untuk tidak mengambil resiko, dan menghentikan semua penerbangan sementara waktu, sembari menambal aspal yang terkelupas tersebut.
“Memang ada kerusakan, tapi tidak terlalu parah. Hanya ada aspal yang terkelupas. Runway (landasan) kita panjangnya 2.250 meter, hanya ada satu dua meter saja yang rusak. Tapi kita tetap tak mau ambil resiko, karena itu penerbangan dihentikan sementara. Kita langsung perbaiki saat itu juga,” kata Direktur Angkasa Pura II, Normal Sinaga saat dihubungi Pontianak Post, kemarin.
Menurut dia, penyebab lobang tersebut adalah hujan yang terus-menerus mengguyur Pontianak dan sekitarnya dalam beberapa hari belakangan ini. Akibatnya timbul genangan air yang menyebabkan aspal terbengkas.
Normal mengatakan, untuk menghindari kejadian serupa, pemeriksaan rutin akan ditingkatkan.Perbaikan berlangsung cepat. Kurang lebih jam limat sore, landasan sudah dapat difungsikan kembali. Meskipun demikian para penumpang dari tiga penerbangan harus kecewa, keberangkatannya tertunda. Rektor Universitas Tanjungpura Prof Dr Thamrin Usman DEA adalah salah satu penumpang.
Dia seharusnya berangkat ke Jakarta jam tiga sore dengan menumpang G 504. Namun pesawat yang seharunya ditumpanginya itu, gagal mendarat ke Pontianak dan berbelok ke Palembang. “Saya ada rapat jam tujuh malam di Jakarta. Tapi sepertinya akan terlambat karena pesawat saya delay dua jam,” sebutnya.
Normal mengatakan, untuk menghindari kejadian serupa, pemeriksaan rutin akan ditingkatkan.Perbaikan berlangsung cepat. Kurang lebih jam limat sore, landasan sudah dapat difungsikan kembali. Meskipun demikian para penumpang dari tiga penerbangan harus kecewa, keberangkatannya tertunda. Rektor Universitas Tanjungpura Prof Dr Thamrin Usman DEA adalah salah satu penumpang.
Dia seharusnya berangkat ke Jakarta jam tiga sore dengan menumpang G 504. Namun pesawat yang seharunya ditumpanginya itu, gagal mendarat ke Pontianak dan berbelok ke Palembang. “Saya ada rapat jam tujuh malam di Jakarta. Tapi sepertinya akan terlambat karena pesawat saya delay dua jam,” sebutnya.
Akibat kerusakan landasan pacu Bandar Udara Supadio, satu pesawat dari maskapai Garuda Indonesia harus melakukan return to base (RTB). Pesawat dengan nomor penerbangan G 504 berangkat dari Bandara Sukarno Hatta dan sedianya mendarat pukul 14.30.
Karena kerusakan landasan pacu, pilot harus mengalihkan pendaratan ke Palembang. Pilot baru mengetahui kerusakan landasan pacu Bandara Supadio setelah berada di udara melalui sambungan radio. “Kami baru mendapat informasi landasan pacu rusak. Sekarang pesawat G 504 masih di Palembang,” ujar General Manager Garuda Indonesia Pontianak, Wimpy Ohoiwutun, kemarin (27/11) sore.
Karena kerusakan landasan pacu, pilot harus mengalihkan pendaratan ke Palembang. Pilot baru mengetahui kerusakan landasan pacu Bandara Supadio setelah berada di udara melalui sambungan radio. “Kami baru mendapat informasi landasan pacu rusak. Sekarang pesawat G 504 masih di Palembang,” ujar General Manager Garuda Indonesia Pontianak, Wimpy Ohoiwutun, kemarin (27/11) sore.
Selain G 504 melakukan RTB, dua penerbangan lainnya ditunda, G 506 dan G 508. Sementara dua penerbanga Garuda sebelumnya telah mendarat di Bandara Supadio. Akibat kerusakan landasan pacu tersebut tiga pesawat Garuda mesti menunda kedatangannya lebih dari tiga jam. “G 504 kemungkinan petang ini baru mendarat. Sedangkan G 506 sekitar jam sebeles dan G 508 di atas jam sebelas,” kata Wimpy.
Dari tiga pesawat itu, Wimpy mengatakan, terdapat 240 penumpang yang harus menunda kedatangannya di Pontianak. Namun, Wimpy bersyukur semua penumpang selamat karena cepat dilakukan RTB sebelum sampai di Bandara Supadio. Dia meminta maaf pada penumpang Garuda dan menyatakan RTB dan penundaan keberangkatan bukan disebabkan penerbangan. “Kami mohon maaf kepada penumpang walau ini bukan kesalahan Garuda. Kejadian ini di luar kuasa Garuda Indonesia,” ungkapnya.
Wimpy menegaskan, Pemerintah Provinsi Kalbar mestinya menanggung tugas ini. Landasan pacu merupakan tanggung jawab pemerintah bukan Angkasa Pura. Dia mengaku kebingungan landasan pacu Bandara Supadio bisa rusak hanya karena hujan dan genangan air. “Ini kualitasnya dipertanyakan, hanya karena hujan landasan bisa rusak. Angkasa Pura mengurusi gedung, sementara sarana seperti landasan pacu merupakan tanggung jawab Kementrian Perhubungan dalam hal ini di Kalbar adalah pemerintah provinsi,” tegasnya.(ars/hen)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment