SUI AMBAWANG—Para petani di Desa Ampera Kecamatan Sungai Ambawangmembuat terobosan terbaru di bidang pertanian dengan menerapkan sistem pertanian System of Rice Intensification (SRI). Metode ini perdana diterapkan di Kabupaten Kubu Raya.
"Sistem pertanian ini, petani tidak melakukan penanaman di lahan pertanian, melainkan di dalam polybag. Sistem SRI ini memang sedang dicanangkan Kementrian Pertanian. Untuk mendukung rencana tersebut, kita dari pemerintah Kubu Raya mencoba menerapkan yang pertama kali di Kecamatan Sungai Ambawang," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kubu Raya, Suharjo.
Menurutnya kegiatan ini merupakan agenda dalam rangka mendukung program pemerintah Kubu Raya tentang peningkatan produksi beras lokal dan mengejar kemandirian pangan. Makanya dalam acara tersebut beragam kegiatan seperti penanaman sayur-sayuran bagi pekarangan rumah dan penebaran benih ikan buat budidaya kolam terpal juga dilakukan.
"Sistem pertanian ini, petani tidak melakukan penanaman di lahan pertanian, melainkan di dalam polybag. Sistem SRI ini memang sedang dicanangkan Kementrian Pertanian. Untuk mendukung rencana tersebut, kita dari pemerintah Kubu Raya mencoba menerapkan yang pertama kali di Kecamatan Sungai Ambawang," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kubu Raya, Suharjo.
Menurutnya kegiatan ini merupakan agenda dalam rangka mendukung program pemerintah Kubu Raya tentang peningkatan produksi beras lokal dan mengejar kemandirian pangan. Makanya dalam acara tersebut beragam kegiatan seperti penanaman sayur-sayuran bagi pekarangan rumah dan penebaran benih ikan buat budidaya kolam terpal juga dilakukan.
Ditempat yang sama Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan menuturkn menerangkan beberapa daerah di Kubu Raya seperti Kecamatan Sungai Kakap, Sungai Raya, Kuala Mandor sudah melakukan tanam gadu untuk musim ini. Di Sungai Ambawang pertama kalinya metode SRI dilakukan ditanam gadu.
“Untuk metode penanaman SRI, para petani di Kubu Raya masih dalam tahap pembelajaran. Namun, berdasarkan hasil uji coba penanaman metode SRI di Bogor, satu polybag bisa menghasilkan 2,5 ton beras. Dengan demikian, diharapkan metode ini dapat diterapkan masyarakat di pekarangan rumahnya, agar masyarakat bisa memenuhi sendiri kebutuhan pangannya,” ucapnya.
Dalam pengembangan metode penanaman SRI banyak keuntungan didapat. Selain biaya yang dikeluarkan hemat, hasilnya juga sangat memuaskan. Diharapkan metode ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sebab, jika mereka menanamnya sendiri di pekarangan rumah, tentu masyarakat bisa berhemat membeli beras.Selain itu, dengan memanfaatkan lahan pekarangan, ketersediaan pangan khususnya padi bisa diatasi masyarakat. "Ini bentuk keseriusan kita supaya terus mengejar kemandirian pangan," kata Muda.
Ia menambahkan ini adalah upaya mengantisipasi karena lahan semakin sempit akibat perkembangan pembangunan sektor pemukiman di Kubu Raya. "Kita meyakinkan masyarakat meski tidak memiliki lahan, namun tetap bisa menanam padi di pekarangan rumah dengan menggunakan polybag," ujar Bupati seraya menambahkan kalau penerapan perkembangan teknologi pertanian bagus, tentu berdampak kepada hasilnya.
Sementara itu salah seorang Petani di Desa Ampera, Ahmad menjelaskan, para petani sangat menyambut baik niat pemerintah Kubu Raya menerapkan pola penanaman di dalam polybag di desa mereka. Upaya ini jelas dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan saja. "Kita harapkan pemerintah Kubu Raya benar-benar serius untuk membantu masyarakat di desa kami, terutama dalam memenuhi kebutuhan bibit dan pupuk,” ujarnya.(den)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment