Frans Rundus |
Seperti masih ditemukan pungutan-pungutan yang mengatasnamakan untuk kepentingan siswa. yang terjadi di sekolah Menengah Atas Negeri (SMPN) 01 Sungai Raya. Sekolah yang terletak di Jalan Adisucipto ini, memungut sumbangan dari para muridnya sebesar Rp100 ribu kepada muridnya. pungutan yang berdalih iuran bersama itu untuk siswa kelas IX dalam mengambil kelulusan.
Namun Kepala Dinas Pendidikan Kubu Raya, Frans Randus mengatakan apa yang dilakukan oleh sekolah tersebut menurutnya biasa saja, karena hal itu dilakukan untuk membantu siswa dan sekolah tersebut dalam peningkatan mutu pendidikan.
Dirinya pun menegaskan bahwa jangan mentang-mentang ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah sekolah tidak boleh melakukan pungutan. “Saya tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh sekolah jika melakukan pungutan, namun kita harus bijaklah berpikir dan pastilah apa yang dilakukan oleh sekolah tersebut sudah melalui prosedur komite,” katanya, Rabu (29\5).
Frans menjelaskan, dirinya pun tidak mempersoalkan apa yang dilakukan oleh pihak SMA Negeri 01 Sungai Raya kemarin. Frans yakin apa yang dilakukan oleh sekolah tersebut melalui prosedur yang benar yakni melalui komite sekolah. “Jadi kita jangan terlalu sensitiflah, jika itu kebijakkan sekolah,” ucapnya.
Frans pun mencontohkan ada beberapa sekolah di Kabupaten Kubu Raya yang maju berkat adanya kerjasama dari orang tua murid kepada sekolah, seperti sekolah Tunas Bangsa mapun Taruna. Frans menambahkan tentulah kerjasama tersebut dari sekolah tidak pernah memaksakan orang tua murid harus membayar dana sekian besar kepada sekolah. Akan tetapi apa yang dilakukan wali murid justru menunjukkan kesadaran bahwa bantuan dana yang diberikan untuk sekolah tujuannya adalah t untuk meningkatkan prestasi anak dan kualitas sekolah. (adg)
Sumber : Pontianak Post. Tanggal 30 Mei 2013. Halaman 18
berita hangat tentang pendidikan
ReplyDeleteenak dan santai membacanya saat sembari ngopi :)
Biasanya pihak sekolah melakukan pungutan dengan alasan perbaikan kualitas. Kalau betul sih gak papa. Yang gak boleh kalau untuk kualitas perut guru-gurunya ... he he he
ReplyDelete