SEJAK berakhirnya Hari Raya Idul Fitri Agustus lalu, inflasi di Kota Pontianak dan kota-kota lain di Indonesia terus menurun. Namun meskipun angkanya rendah, Pontianak masih menjadi salah satu kota di Indonesia yang memiliki tingkat inflasi tinggi pada November lalu. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat mengeluarkan data bahwa laju inflasi di Pontianak, pada bulan lalu tembus angka 0,96 persen.
Padahal rata-rata inflasi nasional pada November hanya mencapai 0,07 persen saja. Dengan angka tersebut, Pontianak menempati urutan kedua tertinggi setelah Kota Manado yakni sebesar 1,01 persen. Dijelaskan oleh Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Kalbar, Edi Rahman Asmara, inflasi di Pontianak dipengaruhi kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran. Sementara itu, laju inflasi di Pontianak selama 11 bulan tahun 2012 meningkat sebesar 5,47 persen.
Padahal rata-rata inflasi nasional pada November hanya mencapai 0,07 persen saja. Dengan angka tersebut, Pontianak menempati urutan kedua tertinggi setelah Kota Manado yakni sebesar 1,01 persen. Dijelaskan oleh Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Kalbar, Edi Rahman Asmara, inflasi di Pontianak dipengaruhi kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran. Sementara itu, laju inflasi di Pontianak selama 11 bulan tahun 2012 meningkat sebesar 5,47 persen.
Bandingkan dengan, inflasi periode yang sama pada 2008, 2009, 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 10,82 persen; 4,22 persen; 7,55 persen; dan 3,72 persen. Besarnya laju inflasi November 2012 terhadap November 2011 sebesar 6,96 persen, sementara untuk November 2011 terhadap November 2010 sebesar 4,65 persen. Untuk laju inflasi November 2010 terhadap November 2009 sebesar 8,26 persen; inflasi November 2009 terhadap November 2008 sebesar 4,57 persen
.
Keenam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks tersebut, yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,17 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,13 persen; sandang 0,20 persen; kesehatan sebesar 0,81 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,35 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni pendidikan, rekreasi, dan olah raga minus sebesar 0,22 persen,” katanya. Menurut Edi, ada sepuluh komoditas yang turut menyumbang inflasi sepanjang November 2012, yakni angkutan udara sebesar 0,51 persen; ikan kembung 0,18 persen; sawi hijau 0,11 persen; mobil 0,11 persen; kangkung dan bayam sebesar 0,04 persen; daging sapi 0,02 persen; beras 0,02 persen; dan ikan tenggiri sebesar 0,01 persen.
Sementara kota lain di Kalbar, Singkawang malah mengalami deflasi tertinggi yakni minus 0,01 persen. Di atasnya ada Balikpapan 0,08 persen dan Kota Tarakan minus 0,26 persen. Sementara itu, dari 66 kota di seluruh Indonesia pada November 2012, sebanyak 33 kota mengalami inflasi, dan 33 kota mengalami deflasi.
Dari delapan kota di Pulau Kalimantan yang dihitung inflasinya, lima kota mengalami inflasi, dan tiga kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi Kota Pontianak 0,96 persen; disusul Kota Banjarmasin 0,91 persen; Palangkaraya 0,57 persen; Samarinda 0,37 persen; dan terendah Kota Sampit 0,23 persen. (ars)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment