SUNGAI RAYA – Plambing bagi sebagian masyarakat, masih terdengar awam. Padahal teknologi ini berperan penting untuk kenyamanan dan keamanan sebuah bangunan atau gedung. Teknologi plambing sebetulnya tidak terlepas dari sistem sanitasi yang kerap digunakan pada setiap bangunan baik mal, hotel, rumah sakit, perkantoran, hingga kawasan pemukiman penduduk. Namun sayangnya, pengetahuan akan itu dan sanitasi saat ini masih dirasakan kurang, terutama untuk daerah luar Pulau Jawa seperti Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat.
Menurut waka Pengembangan dan Inovasi P4TK VEDC Malang, Santoso Ahmad, antara plambing dan sanitasi (saniter) merupakan satu kesatuan yang kerap tak terpisahkan. Keduanya, dijelaskan dia, merupakan suatu bagian kekuatan yang saat ini telah menjadi kebutuhan masyarakat di kota-kota besar. "Karena itu, peluang bisnis instalasi plambing dan sanitasi sangat besar terutama bagi dunia konstruksi," katanya.
Dijelaskan dia bahwa di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) VEDC Malang, disebutkan Santoso, telah diajarkan teknologi dan teknik pemasangan plambing yang terkait dengan instalasi jaringan pipa, baik untuk air bersih, air kotor, dan air panas. Termasuk di antaranya peralatan saniter (sanitasi).
"Keluarannya maka kita menciptakan para instalatir jaringan pipa dan saniter yang handal. Sehingga nantinya para pelajar yang dididik di sini dapat menerapkan keahlian untuk instalasi jaringan pipa dan saniter di sejumlah pekerjaan konstruksi," tuturnya. Diharapkan dia, agar mereka dapat memiliki pengetahuan cara mengolah air bersih, air kotor, air panas, serta sistem sanitasinya.
Misalnya untuk air kotor, bagaimana memahami macam pipa dan sambungannya, merancang dimensi pipa air kotor, menggambar isometri pipa air kotor, dan menyambung pipa. Begitu pula untuk air bersih, bagaimana memahami sistem instalasi pipa air bersih termasuk didalamnya simbol-simbol dari kran, tekanan air, filter, chek valve, PRV (pressme reducing valve), membuat ulir, dan instalasi pipa galvanis termasuk di dalamnya standar ulir, menghitung kebutuhan pipa, fitting, katup, dan tes tekanan.
"Sementara untuk peralatan saniter diajarkan bagaimana memahami ukuran dan ruang gerak berbagai peralatan saniter seperti WC duduk, WC jongkok, wastafel, uniral, bidet, bath-tup, sink, shower, termasuk di dalamnya merancang kamar mandi dan toilet," jelas Santoso lagi. Terpisah, ketua Gapkaindo Kubu Raya, Burhan, melihat teknologi plambing dan sanitasi perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat.
"Karena ini sangat penting, tidak hanya bagi masyarakat umum di perumahan, namun juga bagi pemerintah yang sedang melakukan pembangunan konstruksi. Sehingga tingkat kenyamanan dan keamanannya benar-benar terjamin. Dan yang lebih penting sistem instalasinya rapi," tuturnya. Apalagi, ditambahkan dia, Kubu Raya sebagai kabupaten baru, sangat memerlukan sistem instalasi jaringan pipa PDAM, serta pengolahan air bersih yang layak dikonsumsi masyarakat.
Sebab, dia melihat saat ini air bersih Kubu Raya masih jauh dari harapan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena itu, dengan didukung oleh Kadin, dia pun berjanji akan mendatangkan para ahli plambing dan sanitasi ke Kubu Raya, untuk menggelar semacam workshop bagi para kontraktor dan pelaku usaha yang bergerak di bidang real estate. (den)
Sumber : Pontianak Post
menarik banged nii pembelajaran mengenai wc nya.. semoga benar2 bisa memenuhi kebutuhan masyarakat :)
ReplyDeleteIndonesian Strong from Home