ENTAH dari mana datanya, yang pasti Komisi D DPRD Kabupaten Kubu Raya merasa kecewa dengan tim anggaran eksekutif yang tidak memasukan program kebutaaksaraan. Pasalnya, menurut mereka, sekitar 10 ribu lebih warga dewasa di kabupaten ini, ternyata belum bisa membaca.
”Kita kecewa. Setelah bolak-balik buku APBD tahun 2012, tidak ditemukan anggaran untuk warga buta aksara. Pasalnya di Kubu Raya berdasarkan data yang kita peroleh, ternyata warga tidak dapat membaca jumlahnya mencapai di atas 10 RIBU,” kata Mustafa, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kubu Raya, kemarin.
Menurut dia, Komisi D dalam pembahasan KUA dan PPAS tahun 2012 sebelumnya bersama mitra kerjanya Dinas Pendidikan (Disdik) Kubu Raya sudah membuat floating program melek huruf di Kabupaten Kubu Raya. Pasalnya, dengan sebaran data diterima, ternyata warga Kubu Raya merupakan salah satu tertinggi angkanya untuk buta aksara. ”Makanya, waktu itu kita berikan solusi agar dianggarkan program melek huruf di Disdik Kubu Raya. Akan tetapi ternyata tidak muncul,” sesalnya.
”Kita kecewa. Setelah bolak-balik buku APBD tahun 2012, tidak ditemukan anggaran untuk warga buta aksara. Pasalnya di Kubu Raya berdasarkan data yang kita peroleh, ternyata warga tidak dapat membaca jumlahnya mencapai di atas 10 RIBU,” kata Mustafa, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kubu Raya, kemarin.
Menurut dia, Komisi D dalam pembahasan KUA dan PPAS tahun 2012 sebelumnya bersama mitra kerjanya Dinas Pendidikan (Disdik) Kubu Raya sudah membuat floating program melek huruf di Kabupaten Kubu Raya. Pasalnya, dengan sebaran data diterima, ternyata warga Kubu Raya merupakan salah satu tertinggi angkanya untuk buta aksara. ”Makanya, waktu itu kita berikan solusi agar dianggarkan program melek huruf di Disdik Kubu Raya. Akan tetapi ternyata tidak muncul,” sesalnya.
Ia mengingatkan bahwa seharusnya, setiap tahunnya, anggaran untuk melek huruf sudah dimulai pada tahun 2012 ini. Waktu itu, menurut dia, dirancang solusi mengatasi persoalan buta huruf adalah dengan menganggarkan setiap tahun mencapai 2 ribu warga.
Dengan demikian, selama 5 tahun anggaran, Kubu Raya, ditambahkan dia, seharusnya sudah bebas dari persoalan buta huruf. “Tetapi ternyata tidak masuk. Dan Disdik sendiri bercerita sedikit kelabakan mengatasi persoalan buat huruf ini. Dan terus terang, kami merasa kecewa, program pemberantasan melek huruf tidak dimasukan di APBD tahun 2012 yang seharusnya menjadi prioritas,” ucapnya.
Mustafa menjabarkan salah satu indeks mengukur keberhasilan daerah, khususnya di bidang pendidikan, adalah bagaimana mengatasi program buat huruf. Makanya, Komisi D berjanji akan bersikeras kepada Disdik Kubu Raya pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2012, agar program ini terakomodir. “Begitu pula di APBD murni tahun 2013 – 2014, harus ada anggaran untuk mengatasi persoalan buta huruf,” tutur dia. (den)
Sumber : Pontianak Post
No comments:
Post a Comment