Pemuda jadi Pemimpin - Berita Kubu Raya - Kalimantan Barat

Breaking

Unordered List

Friday, March 15, 2013

Pemuda jadi Pemimpin

SEKRETARIS  Umum Wilayah Muhammadiyah Kalbar, Dr Ihsanuddin MHum dan Ketua Komite PANDU Indonesia Kalbar, A Syahrie Lishaq mengatakan  pemimpin muda yang baik adalah, kata dia, pemimpin yang memiliki sifat amanah, santun dan berani.

“Pemimpin muda cenderung berani melawan terhadap hal-hal yang kurang pantas untuk kemaslahatan. Untuk melakukan perubahan tidak perlu menjadi pemimpin terkenal dan melihat pemimpin dilihat dari rekam jejaknya,” ujarnya dalam dialog yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhamadiyah Pontianak.


Acara itu dihadiri mahasiswa Muhammadiyah, BEM se Kota Pontianak dan organisasi kader kemahasiswaaan. “Dialog ini dilaksanakan agar pemuda mampu menjadi pemimpin muda yang memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat, karena sesungguhnya setiap manusia adalah pemimpin,” kata Ihsanuddin dalam pemaparannya.

Syahrie Lishaq menambahkan, puluhan tahun yang lalu, para pemuda Indonesia menorehkan tinta emas dalam catatan sejarah perjuangannya. Catatan sejarah itu pada tanggal 28 Oktober 1928 melahirkan Sumpah Pemuda. Kemudian disepakati bahwa deklarasi Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia para pemuda untuk menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.

Bentangan realitas kesejarahan menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai kontribusi signifikan dalam pergerakan perjuangan nasional kemerdekaan Indonesia dan mampu memberikan virus postif dalam kemerdekaan. Berkaca dari peran dan keterlibatan kaum muda yang sangat progressif dan memiliki semangat nasionalisme tinggi dalam berjuang mewujudkan kemerdekaan Indonesia, dikatakan Syahrie Lishaq sudah sepantasnya pemuda memiliki keterwakilan menjadi  pemimpin muda di ere reformasi ini.

Dia menuturkan, stagnasi dalam kepemimpinan nasional maupun lokal saat ini menjadi tuntutan kepemimpinan muda. Kepemimpian nasional dan lokal yang sekarang diisi generasi lebih senior secara etik dan praksis tidak mampu mengeluarkan bangsa dari jerat krisis multidimensi.

“Kepemimpinan muda yang berusia di bawah 40 tahun yang memiliki karakter bersih, santun, jujur, berani dan mau dikritisi diharapkan menjadi alternatif mengangkat bangsa dari berbagai keterpurukan,” pungkasnya. (ars)

Sumber : Pontianak Post

No comments:

Post a Comment